WELCOME !!!!!

Selamat datang di dunia De Says....

Selasa, 13 April 2010

Bidadari

“ Bidadari “
Written By : Syam Al-Banna
Insp.Date : May, 2007
Original Vers : Bahasa Cinta dari Surga side
“” Bidadari adalah wanita terpilih di dunia untuk tempatnya dikenikmatan
surga...””
Kesuciaan yang engkau relakan
Demi penuhi nafas rayuan
Rayuan lelaki yang turun dari neraka
Rayuan cermin kemenangan setan
Anugerah indah yang kau gadaikan
Kau ganti dengan penyesalan berkepanjangan
Berpayung gelap malam kau datang
Hujan nisan tak kau hiraukan
Mengedap-endap di tempat biasa
Tempat di mana setan dan keluarganya tertawa
Melihat budak-budaknya larut
Entah berbuat apa sekehendak hatinya
Kembalilah kau seperti semula
Walaupun itu tak mungkin
Terlalu banyak yang terenggut darimu
Hingga kaupun tak mengenali dirimu
Setidaknya kau mendapat percikan air di padang pasir
Jika kau berani berontak
Setidaknya akualah lilin yang menerangi malammu yang kelam
Tinggalkanlah itu semua
Keluar menuju lembah kemenangan
Aku dapat pastikan
Takkan ada penyesalan lagi
Takkan ada kegersangan jiwa lagi
Takkan ada pemerkosaan batin yang menimpamu lagi
Dan kau cukup pantas untuk bernapas lega
Dan kau cukup pantas untuk menghargai kewanitaanmu
Dan kau cukup pantas merasakan ini semua
Dan kau cukup pantas untuk berkata “Aku Bukan PSK”

ALERGI

BAB I

KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN

· Alergi adalah sebuah reaksi yang dilakukan tubuh terhadap masuknya sebuah benda asing . substansi tak dikenal masuk, antigen, tubuh serta merta akan meningkatkan daya imunitasnya untuk bekerja lebih giat.

· Alergi makanan adalah respon abnormal tubuh terhadap suatu makanan yang dicetuskan oleh reaksi spesifik pada sistem imun dengan gejala yang spesifik pula

· Alergi makanan adalah kumpulan gejala yang mengenai banyak organ dan sistem tubuh yang ditimbulkan oleh alergi terhadap bahan makanan.

B. ETIOLOGI

Faktor yang berperan dalam alergi makanan kami bagi menjadi 2 yaitu :

a. Faktor Internal

· Imaturitas usus secara fungsional (misalnya dalam fungsi-fungsi : asam lambung, enzym-enzym usus, glycocalyx) maupun fungsi-fungsi imunologis (misalnya : IgA sekretorik) memudahkan penetrasi alergen makanan. Imaturitas juga mengurangi kemampuan usus mentoleransi makanan tertentu.

· Genetik berperan dalam alergi makanan. Sensitisasi alergen dini mulai janin sampai masa bayi dan sensitisasi ini dipengaruhi oleh kebiasaan dan norma kehidupan setempat.

· Mukosa dinding saluran cerna belum matang yang menyebabkan penyerapan alergen bertambah.

b. Fakor Eksternal

· Faktor pencetus : faktor fisik (dingin, panas, hujan), faktor psikis (sedih, stress) atau beban latihan (lari, olah raga).

C. KLASIFIKASI

· Hipersensitivitas anafilaktif ( tipe 1 )

Keadaan ini merupakan hipersensitivitas anafilaktif seketika dengan reaksi yang di mulai dalam tempo beberapa menit sesudah kontak dengan antigen.

· Hipersensitivitas sitotoksik ( tipe 2 )

Hipersensitivitas sitotoksik terjadikalau sistem kekebalan secara keliru mengenali konsituen tubuh yang normal sebagai benda asing.

· Hipersensitivitas kompleks imun ( tipe 3 )

kompleks imun terbentuk ketika antigen terikat dengan antibodi dan dibersihkan dari dalam sirkulasi darah lewat kerja fagositik.

· Hipersensitivitas Tipe lambat (tipe 4 )

Reaksi ini yang juga dikenal sebagai hipersensitivitas seluler, terjadi 24 hingga 72 jam sesudah kontak dengan allergen

D. MANIFESTASI KLINIS

Pada umumnya manifestasi klinis aleri makanan terdapat di :

1. Oropharynx dan Gastrointestinal : Edema dan gatal, di bibir dan mukosa mulut, mual, muntah, kejang perut dan diere.

2. Kulit : ortikaria akut, angio edema, pruritus eritema, karena peningkatan histamine plasma.

3. Saluran nafas : asma bronchial, rhinitis, biasanya menunjukkan alergi terhadap aeroallergen atau inhalan tetapi hasil penelitian terbaru menunjukkan adanya hubungan alergi makanan dengan asma bronchial, rhinitis,dll, terutama pada anak. Seperti : susu, telur, coklat, kacang, ikan dan udang.

4. Manifestasi vaskuler : pusing, migren dapat disebabkan oleh: keju, anggur, kerang, tomat, kopi, kacang, susu, coklat, kenari, natriun sitrat, atau makanan yang mengandung pressoramin yang lain.

5. Manifestasi muskuloskelotal : adanya hubungan erat antara alergi makanan dan penyakit rematik yaitu : kenari, tembakau, kacang, ekstrak makanan, ntrium sitrat, bahan petrokimia, susu, tartrazine, debu rumah, dan lain-lain.

6. Manifestasi psikologis : reaksi ansietas dan skizofrenia ada hubungannya dengan susu cereal, kacang-kacangan, penyebabnya belum jelas.

E. PATOFISIOLOGI

Saat pertama kali masuknya alergen (ex. telur ) ke dalam tubuh seseorang yang mengkonsumsi makanan tetapi dia belum pernah terkena alergi. Namun ketika untuk kedua kalinya orang tersebut mengkonsumsi makanan yang sama barulah tampak gejala – gejala timbulnya alergi pada kulit orang tersebut.Setelah tanda – tanda itu muncul maka antigen akan mengenali alergen yang masuk yang akan memicu aktifnya sel T ,dimana sel T tersebut yang akan merangsang sel B untuk mengaktifkan antibodi ( Ig E ). Proses ini mengakibatkan melekatnya antibodi pada sel mast yang dikeluarkan oleh basofil. Apabila seseorang mengalami paparan untuk kedua kalinya oleh alergen yang sama maka akan terjadi 2 hal yaitu,:

  1. Ketika mulai terjadinya produksi sitokin oleh sel T. Sitokin memberikan efek terhadap berbagai sel terutama dalam menarik sel – sel radang misalnya netrofil dan eosinofil, sehingga menimbulkan reaksi peradangan yang menyebabkan panas.
  2. Alergen tersebut akan langsung mengaktifkan antibodi ( Ig E ) yang merangsang sel mast kemudian melepaskan histamin dalam jumlah yang banyak , kemudian histamin tersebut beredar di dalam tubuh melalui pembuluh darah. Saat mereka mencapai kulit, alergen akan menyebabkan terjadinya gatal,prutitus,angioderma,urtikaria,kemerahan pada kulit dan dermatitis. Pada saat mereka mencapai paru paru, alergen dapat mencetuskan terjadinya asma. Gejala alergi yang paling ditakutkan dikenal dengan nama anafilaktik syok. Gejala ini ditandai dengan tekanan darah yang menurun, kesadaran menurun, dan bila tidak ditangani segera dapat menyebabkan kematian.

F. KOMPLIKASI

· Polip hidung

· Otitis media

· Sinusitis paranasal

· Anafilaksis

· Pruritis

· Mengi

· Edema

G. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan klien dengan gangguan alerfi harus dilakukan secara benar dan berkisinambungan. Pemberian obat secara terus menerus bukanlah jalan yang terbaik tetapi yang paling ideal adalah menghndari penyebab yang bias menimbulkan keluhan alergi tersebut

Obat-obatan yang biasa digunakan untuk penangannan alergi adalah :

1. Antihistamin ( AH 1 dan AH 2 ): mengendalikan produksi histamine oleh sel mast ( menghambat sector H1 dan H2 ) dan menghambat edema akibat histamine reaksi anafilaksis dan reaksi alergi lain.

2. Kortikosteriod : menekan respon peradangan dan respon imun

3. Golongan obat adenergik : mengupayakan fungsi paru senormal mungkin dan memepertahankannya pada kondisi sehat.

Imunoterapi menyediakan pendekatan pengobatan spesifik alergen penting untuk alergi pada saluran nafas.

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

  • Uji kulit : sebagai pemerikasaan penyaring (misalnya dengan alergen hirup seperti tungau, kapuk, debu rumah, bulu kucing, tepung sari rumput, atau alergen makanan seperti susu, telur, kacang, ikan).
  • Darah tepi : bila eosinofilia 5% atau 500/ml condong pada alergi. Hitung leukosit 5000/ml disertai neutropenia 3% sering ditemukan pada alergi makanan.
  • IgE total dan spesifik: harga normal IgE total adalah 1000u/l sampai umur 20 tahun. Kadar IgE lebih dari 30u/ml pada umumnya menunjukkan bahwa penderita adalah atopi, atau mengalami infeksi parasit atau keadaan depresi imun seluler.
  • Tes intradermal nilainya terbatas, berbahaya.
  • Tes hemaglutinin dan antibodi presipitat tidak sensitif.
  • Biopsi usus : sekunder dan sesudah dirangsang dengan makanan food chalenge didapatkan inflamasi / atrofi mukosa usus, peningkatan limfosit intraepitelial dan IgM. IgE ( dengan mikroskop imunofluoresen ).
  • Pemeriksaan/ tes D Xylose, proktosigmoidoskopi dan biopsi usus.
  • Diit coba buta ganda ( Double blind food chalenge ) untuk diagnosa pasti

I. DIIT

Ada beberapa regimen diet yang bisa digunakan :

1) ELIMINATION DIET”: beberapa makanan harus dihindari yaitu Buah, Susu, Telur, Ikan dan Kacang, di Surabaya terkenal dengan singkatan BSTIK. Merupakan makanan-makanan yang banyak ditemukan sebagai penyebab gejala alergi, jadi makanan-makanan dengan indeks alergenisitas yang tinggi. Indeks ini mungkin lain untuk wilayah yang lain, sebagai contoh dengan DBPFC mendapatkan telur, kacang tanah, susu sapi, ikan, kedelai, gandum, ayam, babi, sapi dan kentang, sedangkan Bischop mendapatkan susu, telur, kedelai dan kacang.

2) ”MINIMAL DIET 1” (Modified Rowe’s diet 1): terdiri dari beberapa makanan dengan indeks alergenisitas yang rendah. Berbeda dengan ”elimination diet”, regimen ini terdiri dari beberapa bahan makanan yang diperbolehkan yaitu : air, beras, daging sapi, kelapa, kedelai, bayam, wortel, bawang, gula, garam dan susu formula kedelai. Bahan makanan lain tidak diperbolehkan.

3) MINIMAL DIET 2” (Modified Rowe’s Diet 2): Terdiri dari makanan-makanan dengan indeks alergenisitas rendah yang lain yang diperbolehkan, misalnya : air, kentang, daging kambing, kacang merah, buncis, kobis, bawang, formula hidrolisat kasein, bahan makanan yang lain tidak diperkenankan.

4) ”EGG and FISH FREE DIET”: diet ini menyingkirkan telur termasuk makanan-makanan yang dibuat dari telur dan semua ikan. Biasanya diberikan pada penderita-penderita dengan keluhan dengan keluhan utama urtikaria, angionerotik udem dan eksema.

5) HIS OWN’S DIET”: menyingkirkan makanan-makanan yang dikemukakan sendiri oleh penderitanya sebagai penyebab gejala alergi.

Diet dilakukan selama 3 minggu, setelah itu dilakukan provokasi dengan 1 bahan makanan setiap minggu. Makanan yang menimbulkan gejala alergi pada provokasi ini dicatat. Disebut alergen kalau pada 3 kali provokasi menimbulkan gejala alergi. Waktunya tidak perlu berturut-turut. Jika dengan salah satu regimen diet tidak ada perbaikan padahal sudah dilakukan dengan benar, maka diberikan regimen yang lain. Sebelum memulai regimen yang baru, penderita diberi ”carnaval” selama seminggu, artinya selama 1 minggu itu semua makanan boleh dimakan (pesta). Maksudnya adalah memberi hadiah setelah 3 minggu diet dengan baik, dengan demikian ada semangat untuk menjalani diet berikunya. Selanjutnya diet yang berikutnya juga dilakukan selama 3 minggu sebelum dilakukan provokasi.

MENINGITIS

A. DEFINISI

· Meningitis adalah infeksi cairan otak dan disertai proses peradangan yang mengenai piameter, araknoid dan dapat meluas ke permukaan jaringan otak dan medula spinalis yang menimbulkan eksudasi berupa pus atau serosa yang terdapat secara akut dan kronis.

· Meningitis adalah nama umum dari radang meninges (lapisan yang menutup otak dan urat syaraf tulang belakang ) dan cerebrospinal fluid ( cairan yang beredar di ruang-ruang antara otak dan urat syaraf tulang belakang).

· Meningitis adalah radang pada meningen ( membrane yang mengelilingi otak dan medulla spinalis ) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur.

( Smeltzer, 2001 )

B. ETIOLOGI

1. Bakteri

a) Streptococcus pneumoniae (pneumococcus)

Bakteri ini yang paling umum menyebabkan meningitis pada bayi ataupun anak-anak. Jenis bakteri ini juga yang bisa menyebabkan infeksi pneumonia, telinga dan rongga hidung (sinus).

b) Neisseria meningitidis (meningococcus)

Bakteri ini merupakan penyebab kedua terbanyak setelah Streptococcus pneumoniae, Meningitis terjadi akibat adanya infeksi pada saluran nafas bagian atas yang kemudian bakterinya masuk kedalam peredaran darah.

c) Haemophilus influenzae (haemophilus)

Haemophilus influenzae type b (Hib) adalah jenis bakteri yang juga dapat menyebabkan meningitis. Jenis virus ini sebagai penyebabnya infeksi pernafasan bagian atas, telinga bagian dalam dan sinusitis. Pemberian vaksin (Hib vaccine) telah membuktikan terjadinya angka penurunan pada kasus meningitis yang disebabkan bakteri jenis ini.

d). Listeria monocytogenes (listeria)

Ini merupakan salah satu jenis bakteri yang juga bisa menyebabkan meningitis. Bakteri ini dapat ditemukan dibanyak tempat, dalam debu dan dalam makanan yang terkontaminasi. Makanan ini biasanya yang berjenis keju, hot dog dan daging sandwich yang mana bakteri ini berasal dari hewan lokal (peliharaan).

e) Bakteri lainnya yang juga dapat menyebabkan meningitis adalah Staphylococcus aureus dan Mycobacterium tuberculosis.

2. Virus

Merupakan penyebab sering lainnya selain bakteri. Infeksi karena virus ini biasanya bersifat “self-limitting”, dimana akan mengalami penyembuhan sendiri dan penyembuhan bersifat sempurna. Beberapa virus secara umum yang menyebabkan meningitis adalah:
- Coxsacqy
- Virus herpes
- Arbo virus
- Campak dan varicela

3. Jamur ( Fungi )

Kriptokokal meningitis adalah serius dan fatal. Bentuk penyakit pada pasien HIV/AIDS dan hitungan CD<>

4. Protozoa

C. KLASIFIKASI

Berdasarkan penyebabnya :

a. Meningitis Bakterial (Meningitis sepsis)

Bakteri penyabab yang paling sering ditemukan adalah Streptococcus pneumoniae dan Neisseria meningitides (meningococcal). Pada lingkungan yang padat seperti lingkungan asrama, barak militer, pemukiman padat lebih sering ditemukan kasus meningococcal meningitis.

Faktor pencetus terjadinya meningitis bacterial diantaranya adalah :

· Otitis media

· Pneumonia

· Sinusitis

· Sickle cell anemia

· Fraktur cranial, trauma otak

· Operasi spinal

Meningitis bakteri juga bisa disebabkan oleh adanya penurunan system kekebalan tubuh seperti AIDS.

b. Meningitis Virus (Meningitis aseptic)

Disebut juga dengan meningitis aseptic, terjadi sebagai akibat akhir/sequeledari berbagai penyakit yang disebabakan oleh virus spereti campak, mumps, herpes simplex dan herpes zoster. Pada meningitis virus ini tidak terbentuk exudat dan pada pemeriksaan CSF tidak ditemukan adanya organisme. Inflamasi terjadi pada korteks serebri, white matter dan lapisan meninges. Terjadinya kerusakan jaringan otak tergantung dari jenis sel yang terkena. Pada herpes simplex, virus ini akan mengganggu metabolisme sel, sedangkan jenis virus lain bisa menyebabkan gangguan produksi enzyme neurotransmitter, dimana hal ini akan berlanjut terganggunya fungsi sel dan akhirnya terjadi kerusakan neurologist.

c. Meningitis Jamur

Meningitis cryptococcal merupakan meningitis karena jamur yang paling serimh, biasanya menyerang SSP pada pasien dengan AIDS. Gejala klinisnya bervariasi tergantungdari system kekebalan tubuh yang akan berefek pada respon inflamasi. Gejala klinisnya bia disertai demam atau tidak, tetapi hamper semuaklien ditemukan sakit kepala, nausea, muntah dan penurunan status mental

Berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak :

· Meningitis serosa
Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa.
Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.

· Meningitis purulenta
Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medula spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.

D. PATOFISIOLOGI

Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari orofaring dan diikuti septicemia, yang menyebar ke meningen otak dan daerah medulla spinalis bagian atas.

Faktor-faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitismedia, mastoiditis, anemia, sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala, dan pengaruh immunologis. Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah, dan saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen; semuanya ini penghubung yang menyokong perkembangan bakteri.

Organisme masuk kedalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang didalam meningen dan dibawah daerah korteks, yang dapat menyebabkan thrombus dan penurunan aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat meningen , vaskulitis, dan hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medulla spinalis. Radang juga menyebar kedinding membrane ventrikel serebral. Meningitis bakteri dihubungka dengan perubahan fisiologis intracranial, yang terdiri dari peningkatan premeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak ( barier otak ), edema serebral dan peningkatan TIK.

Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis. Infeksi terbanyak dari pasien ini denganm meluasnya hemoragi ( pada sindrom Waterhouse – friedrichsen ) sebagai habitat terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus.

E. MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala meningitis secara khusus :

a. Anak dan Remaja

· Demam menggigil

· Sakit kepala

· Muntah

· Perubahan pada sensorium

· Kejang (seringkali merupakan tanda-tanda awal)

· Peka rangsang

· Agitasi

· Dapat terjadi: Fotophobia (apabila cahaya diarahkan pada mata pasien (adanya disfungsi pada saraf III, IV, dan VI)

· Delirium, Halusinasi, perilaku agresi, mengantuk, stupor, koma

b. Bayi dan Anak Kecil

· Demam

· Muntah

· Peka rangsang yang nyata

· Sering kejang (sering kali disertai denagan menangis nada tinggi)

· Fontanel menonjol

c. Neonatus

Tanda-tanda spesifik: Secara khusus sulit untuk didiagnosa serta manifestasi tidak jelas dan spesifik tetapi mulai terlihat menyedihkan dan berperilaku buruk dalam beberapa hari, seperti :

· Menolak untuk makan

· Kemampuan menghisap menurun

· Muntah atau diare

· Tonus buruk

· Kurang gerakan

· Menangis buruk

· Leher biasanya lemas

Tanda-tanda non-spesifik :

· Hipothermia atau demam

· Peka rangsang

· Mengantuk

· Kejang

· Ketidakteraturan pernafasan atau apnea

· Sianosis

· Penurunan berat badan

F. PENATALAKSANAAN

a. Farmakologis

1. Obat anti inflamasi

a). Meningitis tuberkulosa

1). Isoniazid 10 - 20 mg/kg/24 jam oral, 2 kali sehari maksimal 500 gr selama 1 ½ tahun

2). Rifamfisin 10 - 15 mg/kg/ 24 jam oral, 1 kali sehari selama 1 tahun

3). Streptomisin sulfat 20 - 40 mg/kg/24 jam sampai 1 minggu, 1 - 2 kali sehari, selama 3 bulan

b). Meningitis bacterial, umur <>

1). Sefalosporin generasi ke 3

2). Ampisilina 150 - 200 mg (400 gr)/kg/24 jam IV, 4 - 6 kali sehari

3). Koloramfenikol 50 mg/kg/24 jam IV 4 kali sehari

c). Meningitis bacterial, umur > 2 bulan

1). Ampisilina 150-200 mg (400 mg)/kg/24 jam IV 4-6 kali sehari

2). Sefalosforin generasi ke 3

2. Pengobatan simtomatis

a. Diazepam IV : 0.2 - 0.5 mg/kg/dosis, atau rectal 0.4 - 0.6/mg/kg/dosis kemudian klien dilanjutkan dengan

b. Fenitoin 5 mg/kg/24 jam, 3 kali sehari

c. Turunkan panas :

1. Antipiretika : parasetamol atau salisilat 10 mg/kg/dosis

2. Kompres air PAM atau es

3. Pengobatan suportif

a. Cairan intravena

b. Zat asam, usahakan agar konsitrasi O2 berkisar antara 30 - 50 %

b. Perawatan

1. Pada waktu kejang

a. Longgarkan pakaian, bila perlu dibuka

b. Hisap lender

c. Kosongkan lambung untuk menghindari muntah dan aspirasi

d. Hindarkan penderita dari rodapaksa (misalnya jatuh)

2. Bila penderita tidak sadar lama

a. Beri makanan melalui sonda

b. Cegah dekubitus dan pnemunia ortostatik dengan merubah posisi penderita sesering mungkin

c. Cegah kekeringan kornea dengan boor water atau saleb antibiotika

3. Pada inkontinensia urine lakukan katerisasi

Pada inkontinensia alvi lakukan lavement

4. Pemantauan ketat

a. Tekanan darah

b. Respirasi

c. Nadi

d. Produksi air kemih

e. Faal hemostasis untuk mengetahui secara dini adanya DC

G. KOMPLIKASI

a. Ketidaksesuaian sekresi ADH

b. Pengumpulan cairan subdural

c. Lesi lokal intrakranial dapat mengakibatkan kelumpuhan sebagian badan

d. Hidrocepalus yang berat dan retardasi mental, tuli, kebutaan karena atrofi nervus II ( optikus )

e. Pada meningitis dengan septikemia menyebabkan suam kulit atau luka di mulut, konjungtivitis

f. Epilepsi

g. Pneumonia karena aspirasi

h. Efusi subdural, emfisema subdural

i. Keterlambatan bicara

j. Kelumpuhan otot yang disarafi nervus III (okulomotor), nervus IV (toklearis ), nervus VI (abdusen). Ketiga saraf tersebut mengatur gerakan bola mata

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pemeriksaan cairan otak melalui pungsi lumbal, didapatkan :

· Tekanan

· Warna cairan otak: pada keadaan normal cairan otak tidakberwarna. Pada menigitis purulenta berwarna keruh sampai kekuning-kuningangan. Sedangkan pada meningitis tuberkulosis cairan otak berwarna jernih

· Protein ( 0,2-0,4 Kg ) pada miningitis meninggi

· Glukosa dan klorida

b. None pandi

c. Pemeriksaan darah

Pemeriksaan darah ini terutama jumlah sel darah merah yang biasanya meningkat diatas nilai normal.Serum elektrolit dan serum glukosa dinilai untuk mengidentifikasi adanya ketidakseimbangan elektrolit terutama hiponatremi.
Kadar glukosa darah dibandingkan dengan kadar glukosa cairan otak. Normalnya kadar glukosa cairan otak adalah 2/3 dari nilai serum glukosa dan pada pasien meningitis kadar glukosa cairan otaknya menurun dari nilai normal.
Glukosa serum : meningkat ( meningitis )
LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri )
Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil ( infeksi bakteri)
Elektrolit darah : Abnormal .
ESR/LED : meningkat pada meningitis
Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah pusat infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi

( http://putrisayangbunda.blog.com/2010/02/10/askep-meningitis/ )

d. Uji tuberkulin positif dari kurasan lambung untuk meningitis tuberculosis

e. Pemeriksaan radiologi

· CT Scan

Dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor.

· Rotgen kepala

Mungkin ada indikasi sumber infeksi intra cranial.

· Rotgen thorak

f. Elektroensefalografi ( EEG ), akan menunjukkan perlambatan yang menyeluruh di kedua hemisfer dan derajatnya sebanding dengan radang

g. Arteriografi karotis : Letak abses