WELCOME !!!!!

Selamat datang di dunia De Says....

Minggu, 15 Mei 2011

KARSINOMA SEL BASAL ( KANKER KULIT )


BAB I
PENDAHULUAN

Karsinoma sel basal ( BCC )  atau basalioma adalah neoplasma maligna yang berasal dari sel basal epidermis ataupun sel folikel rambut sehingga dapat timbul pada kulit yang berambut.  BCC merupakan kanker kulit neomelanoma dengan insiden tertinggi dan diharapkan akan terus meningkat dengan semakin meningkatnya radiasi oleh UV di bumi.  Biasanya terjadi pada daerah yang terekspos matahari meskipun daerah yang tertutup juga meningkat risikonya. Hidung atau “ daerah T “ pada wajah merupakan tempat predileksi untuk terjadinya BCC.
BCC tumbuh lambat meskipun pada keadaan “lanjut” dapat menginvasi jaringan sekitar, seperti kartilago, tulang, dan menyebabkan “ kecacatan “. BCC jarang metastasis, dikatakan metastasis terjadi kurang dari 0,05 % kasus ( Feig et al., 2006 ).
Meskipun karsinoma sel basal jarang metastasizes, tumbuh secara lokal dengan invasi dan penghancuran jaringan lokal.  Kanker dapat menimpa pada struktur vital seperti saraf dan mengakibatkan hilangnya sensasi atau hilangnya fungsi kematian atau jarang. Sebagian besar kasus dapat berhasil diobati sebelum terjadi komplikasi serius.
Setiap tahun antara 900.000 dan 1,2 juta kasus baru kanker kulit non-melanoma akan didiagnosis di Amerika Serikat. Ini terjadi peningkatan sekitar lebih tinggi setengah juta setiap tahun daripada perkiraan sebelumnya. Berdasarkan hasil statistik baru ini satu dari 5 penduduk Amerika akan mengalami kanker kulit jenis non-melanoma dalam masa kehidupannya. Melanoma maligna yakni penyebab kematian terbesar pada bentuk kanker kulit sedang mengalami peningkatan lebih cepat dibandingkan dengan beberapa jenis kanker lainnya. Diperkirakan 32.000 kasus baru akan didiagnosis per tahun atau sekitar 1 dari 105 penduduk orang Amerika akan berkembang mengalami melanoma pada kehidupan mereka. Para ahli dari universitas setuju bahwa alasan utama yang menjadi penyabab cepatnya peningkatan kasus kanker kulit ini di Amerika serikat adalah kecintaan masyarakat Amerika dengan matahari (berjemur). Selain adanya peningkatan ini, kanker kulit tetap menjadi salah satu bentuk kanker yang paling dapat disembuhkan,dengan hanya sekitar 2.500 kasus meninggal setiap tahunnya dengan jenis kanker kulit non-melanoma dan sekitar 6.900 meninggal per tahun karena kanker kulit melanoma.

  BAB II
KONSEP DASAR

A.    Definisi
Karsinoma sel basal ( BCC )  atau basalioma adalah neoplasma maligna yang berasal dari sel basal epidermis ataupun sel folikel rambut sehingga dapat timbul pada kulit yang berambut (Manuaba, 2010 ).
Karsinoma sel basal merupakan suatu tumor ganas kulit yang berasal dari pertumbuhan neoplastik sel basal epidermis dan apendiks kulit ( Harahap, 2000 ).

B.     Epidemiologi
Setiap tahun antara 900.000 dan 1,2 juta kasus baru kanker kulit non-melanoma akan didiagnosis di Amerika Serikat. Ini terjadi peningkatan sekitar lebih tinggi setengah juta setiap tahun daripada perkiraan sebelumnya. Berdasarkan hasil statistik baru ini satu dari 5 penduduk Amerika akan mengalami kanker kulit jenis non-melanoma dalam masa kehidupannya. Melanoma maligna yakni penyebab kematian terbesar pada bentuk kanker kulit sedang mengalami peningkatan lebih cepat dibandingkan dengan beberapa jenis kanker lainnya. Diperkirakan 32.000 kasus baru akan didiagnosis per tahun atau sekitar 1 dari 105 penduduk orang Amerika akan berkembang mengalami melanoma pada kehidupan mereka. Para ahli dari universitas setuju bahwa alasan utama yang menjadi penyabab cepatnya peningkatan kasus kanker kulit ini di Amerika serikat adalah kecintaan masyarakat Amerika dengan matahari (berjemur). Selain adanya peningkatan ini, kanker kulit tetap menjadi salah satu bentuk kanker yang paling dapat disembuhkan,dengan hanya sekitar 2.500 kasus meninggal setiap tahunnya dengan jenis kanker kulit non-melanoma dan sekitar 6.900 meninggal per tahun karena kanker kulit melanoma ( Danielle, 2000 ).


C.    Stadium  Klinis
Menurut Stadium Clarke I-V, kriteria berdasarkan ketebalan tumor :
Stadium Clarke
Ketahanan 5 tahun ( % )
Ketebalan tumor ( mm )
I ( Epidermis )
100
< 0,76
II ( dermis papiler )
90-10
0,76 – 1,49
III ( dermis papiler/retikuler )
80 – 90
1,50 – 2,49
IV ( dermis retikuler )
60 – 70
2,50 – 3,99
V ( lemak subkutan )
15 – 30
4,00 – 7,99
> 8,00

( Grace, 2006 )

D.    Klasifikasi Histopatologi
a.    Nodular BCC : tipe klasik, berbentuk “pink” nodul (pada kulit putih ), pada kulit bewarna akan terjadi pingmentasi, “pearly” dan kadang terjadiulserasi.
b.    Superficial BCC : banyak dijumpai pada ekstremitas atau daerah yang terkena eksposur sinar matahari, ber-squama (scaly) sering sulit dibedakan dengan SCC ataupun Bowen disease.
c.    Sclerosing or Morphea Form BCC : jarang dijumpai, dan berbentuk nodul yang induratif dan tidak terbatas jelas, sering didiagnosa sebagai jaringan “parut”
d.   Pigmented BCC : mungkin merupakan varian dari nodular BCC
e.    Cystic BCC  : jaringan sekali dijumpai
f.     Fibroepithelioma of Pinkus (PEP) : varian yang jarang dijumpai
( Manuaba, 2010 )
E.     Etiologi
Kanker kulit telah menyebabkan banyak potensi, ini meliputi:
1.    Penelitian telah menunjukkan bahwa merokok tembakau dan produk-produk terkait dapat melipatgandakan risiko kanker kulit.
2.    Overexposure untuk UV-radiasi dapat menyebabkan kanker kulit baik melalui kerusakan DNA langsung atau melalui mekanisme DNA kerusakan tidak langsung. Overexposure (pembakaran) UVA & UVB memiliki keduanya telah terlibat dalam menyebabkan kerusakan DNA mengakibatkan kanker. kekuatan Sun 10:00-4:00 paling intens. Alam (matahari) & UV paparan buatan (tanning salon) yang kemungkinan terkait dengan kanker kulit. UVB terutama mempengaruhi epidermis menyebabkan sunburns, kemerahan, dan terik kulit saat overexposed. Melanin dari epidermis diaktifkan dengan UVB sama dengan UVA, namun efek yang lebih tahan lama dengan pigmentasi terus selama 24 jam.
3.    Kronis non-penyembuhan luka, terutama luka bakar. Ini disebut tukak Marjolin didasarkan pada penampilan mereka, dan dapat berkembang menjadi karsinoma sel skuamosa.
4.    Predisposisi genetik, termasuk “bawaan Melanocytic Nevi Syndrome”. CMNS dicirikan oleh adanya “Nevi” atau mol dengan ukuran berbeda yang baik muncul pada atau dalam 6 bulan kelahiran. Nevi lebih besar dari 20 mm (3 / 4) dalam ukuran berada pada risiko tinggi untuk menjadi kanker.
5.    Paparan arsenik,. Arsenik logam beracun yang ditemukan secara luas di lingkungan, meningkatkan risiko karsinoma sel basal dan kanker lainnya. Setiap orang memiliki beberapa paparan arsenik karena terjadi secara alami di udara, tanah dan air tanah. Tetapi orang-orang yang mungkin terekspos pada tingkat yang lebih tinggi dari arsenik termasuk petani, pekerja kilang, dan orang yang minum air sumur yang tercemar atau tinggal di dekat pabrik peleburan.
6.    Warisan sindrom yang menyebabkan kanker kulit. tertentu penyakit genetik yang langka meningkatkan risiko karsinoma sel basal. Nevoid karsinoma sel basal (Gorlin-Goltz sindrom) menyebabkan karsinoma basal sel banyak, serta pitting di tangan dan kaki dan kelainan tulang belakang. pigmentosum xeroderma menyebabkan kepekaan ekstrim untuk sinar matahari dan resiko tinggi kanker kulit karena orang dengan kondisi ini memiliki kemampuan sedikit atau tidak untuk memperbaiki kerusakan pada kulit dari sinar ultraviolet.
F.     Patofisiologi
Radiasi sinar ultraviolet adalah penyebab paling umum dari kanker kulit baik yang melanoma maupun yang non melanoma. Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh binatang, sinar ultraviolet dengan panjang gelombang yang paling efektif adalah UVB. Hal ini disebabkan oleh karena kemampuan dari UVB itu sendiri untuk menembus kedalam lapisan ozon dan juga startum korneum yang akhirnya akan diabsorbsi oleh DNA. Langkah pertama dari proses karsinogenik ini adalah penginduksian DNA oleh photon UVB. Photon UVB ini biasanya akan diabsorbsi pada 5 – 6 ikatan dobel dari pyrimidine, yang akan menyebabkan terbukanya ikatan tersebut. Sebagai hasilnya akan terbentuk cyclobutane dimmer atau pyrimidine-pyrimidone photoproduct. Keduanya menyebabkan struktur DNA yang abnormal.
Pada saat terjadi replikasi DNA, DNA polymerase sering salah memasukkan cytosine yang telah rusak berseberangan dengan thymine. Mutasi ini muncul hanya apabila cytosine berada berseberangan dengan thymine atau dengan cytosine yang lain, yang merefleksikan sisi spesifik dimana photoproduct UV muncul. Dua gen yang secara normal dapat mencegah terjadinya kanker akan tetapi menjadi tidak aktif pada kanker kulit adalah PTCH dan P53. PTCH yang merupakan komponen dari jalur signal seluler, bermutasi pada sekitar 90% dari BCC. Sedangkan P53 yang mengkode regulator dari siklus sel dan kematian sel bermutasi bermutasi pada sekitar setengah dari BCC dan lebih dari 90% SCC.
Aspek terpenting dari basalioma adalah bahwa kanker kulit ini terdiri dari sel tumor epithelial berasal dari sel primitive selubung akar rambut sementara komponen stroma menyerupai lapisan papilaris dermis dan terdiri dari kolagen, fibroblast dan subtansia dasar yang sebagian besar berupa berbagai jenis glukosa aminoglikans (GAGs). Kedua komponen ini saling ketergantungan sehingga tidak bisa berkembang tanpa komponen yang lainnya. Hubungan ketergantungan ini sifatnya sangat unik, hal inilah yang dapat menjelaskan mengapa basalioma sangat jarang bermetastase dan mengapa pertumbuhan basalioma pada kultur sel dan jaringan sangat sulit terjadi. Hal ini dikarenakan bolus metastase yang besar dengan komponen sel dan stroma didalamnya sulit memasuki system limfatik ataupun system vascular. Dan inilah yang membedakan antara basalioma dengan melanoma maligna dan karsinoma sel skuamosa yang keduanya sering mengadakan metastase.
Dianggap berasal dari sel-sel pluripotensial (sel yang dapat berubah menjadi sel-sel lain) yang ada pada stratum basalis epidermis atau lapisan follikuler. Sel ini diproduksi sepanjang hidup kita dan membentuk kelenjar sebacea dan apokrin. Tumor tumbuh dari epidermis dan muncul dibagian luar selubung akar rambut, khususnya dan stem sel folikel rambut, tepat dibawah duktus glandula sebacea.
Sinar ultraviolet menginduksi mutasi pada gen suppressor tumor p53, yang terletak pada kromosom 17p. Sebai tambahan mutasi gen suppressor tumor pada lokus 9q22 yang menyebabkan sindrom nevoid basalioma, suatu keadaan autosomal dominan ditandai dengan timbulnya basalioma secara dini. Mutasi pada gen supresi tumor p53 ditemukan dalam hampir 50% kasus karsinoma sel basal secara sporadic. Kebanyakan dari mutasi ini adalah translasi dari C → T dan CC → TT pada susunan dipyrimidine, yang merupakaan mutasi khas yang mengindikasikan bahwa adanya paparan terhadap radiasi ultraviolet B. Akhir-akhir ini terdapat nucleus β-catenin yang menunjukkkan hubungannya dengan peningkatan proliferasi sel tumor. Fungsi spesifik dari gen-gen ini masih belum diketahui.
( ilmubedah.info )
G.    Manifestasi  Klinis
Bagian tubuh yang terserang kanker sel basal biasanya wajah, leher dan kulit kepala. Adapun tanda-tanda penyakit kanker berjenis ini adalah benjolan yang agak berkilat, kemerahan dengan pinggir meninggi yang berwarna agak kehitaman, kelainan seperti jaringan parut dan lecet/lika yang tidak sembuh-sembuh.
H.    Pemeriksaan Penunjang
1.    Foto polos ( X-ray ) terutama pada lesi BCC yang besar dan luas untuk melihat adanya inflitrasi sel tumor pada tulang di bawahnya.
2.    CT Scan untuk melihat luas destruksi tulang, operabilitas dan perencanaan pembedahan.
I.       Pemeriksaan Klinis
1.    Anamnesis
Dikeluhkan adanya lesi kulit seperti ‘’tahi lalat’’ yang berubah warnanya, gatal, nyeri, berdarah, membesar atau timbul “tukak” atau ulkus. Kadang disebut sebagai “borok” yang tidak sembuh-sembuh .
2.    Pemeriksaan Fisik
Gambaran klinis dikenal sebagai ulkus Rodent, yaitu ulkus dengan satu sisi berbentuk tidak rata, seakan –akan seperti gambaran “ gigitan rodent/tikus”. Biasanya seperti adanya hiperpigmentasi pada bagian tepi dan ulkus di tengah.

Bentuk klinis yang dijumpai pada BCC adalah :
a.       Jenis nodulo-ulseratif (paling seringm : mula-mula berbentuk papul (papula) meninggi, “pearly” atau permukaan mengilat seperti “mutiara”, sering terdapat telengiectasi disentral yang biasanya mengalami ulseratif. Kadang berskuama halus dan berkrusta tipis  dan tumbuh lambat.
b.      Jenis berpigmen : gambaran sama nodulo-ulseratif hanya bewarna coklat hitam, berbintik dan homogen.
c.       Jenis morphea liek atau fibrosis jarang : bentuk “plakat”, kekuningan, tepi tidak jelas, kadang meninggi. Pada pada permukaan tampak beberapa folikel rambut yang konkaf dan membentuk jaringan seperti sikratriks, dan kadang tertutup krusta. Ulserasi jarang.
d.      Jenis superficial : lokasi pada kepala, leher, badan berupa bercak kemerahan, berskuamosa halus, tepi sedikit meninggi. Tumbuh dan meluas secara lambat, ulserasi. Sering dijumpai multiple terutama pada pasien berkulit putih.
e.       Jenis fibro-epitelial : Sering dijumpai dipunggung, soliter, bernodul padat, bertangkai pendek, permukaan halus sedikit kemerahan seperti fibroma.
f.       Nevoid Basal Cell Syndrome (Sindroma Gortin Galzt)
g.      Sindroma Xeroderma Pigmentosum.
h.      Jenis linear and generalized follicular basal cell nevi.
i.        Jenis generalized follicular  : disertai kerontokan rambut sebagai akibat kerusakan folikel rambut karena pertumbuhan tumor.
j.        Albinism : sensitif terhadap UV (tidak adanya “melanin” perlindung kulit ) mudah terjadi BCC, SCC ataupun melanoma.
( Manuaba, 2010 )
J.      Komplikasi
1.    Sebuah risiko kekambuhan karsinoma basal. Sel umumnya kambuh. Bahkan setelah pengobatan berhasil, mereka mungkin kambuh, sering di tempat yang sama.
2.    Peningkatan risiko jenis lain kanker kulit. Sebuah sejarah karsinoma sel basal juga dapat meningkatkan kemungkinan mengembangkan jenis lain kanker kulit, seperti karsinoma sel skuamosa dan melanoma.
3.    Kanker yang menyebar di luar kulit. Langka, bentuk agresif karsinoma sel basal dapat menyerang dan merusak otot di dekatnya, saraf dan tulang. Sangat jarang, karsinoma sel basal dapat menyebar ke area lain dari tubuh.
( www.mayoclinic.com )
K.    Penatalaksanaan
Penggunaan agen kemoterapi seperti 5-Fluorourasil atau Imiquimod, dapat mencegah perkembangan kanker kulit. Hal ini biasanya dianjurkan untuk individu dengan kerusakan akibat sinar matahari yang luas, sejarah kanker kulit beberapa, atau pertumbuhan prekanker. Hal ini sering diulang setiap 2 sampai 3 tahun untuk lebih mengurangi risiko kanker kulit.
Metode berikut ini digunakan dalam pengobatan karsinoma sel basal (BCC) :
1.         Standar bedah eksisi
Tingkat obat untuk metode ini, baik yang dilakukan oleh dokter ahli bedah plastik, dokter keluarga, atau dokter kulit benar-benar tergantung pada margin bedah. Ketika margin bedah standar diterapkan (biasanya 4 mm atau lebih), tingkat kesembuhan tinggi dapat dicapai dengan eksisi standar dermatoscope A dapat membantu ahli bedah yang berpengalaman dapat mengidentifikasi tumor tidak bisa dilihat oleh mata telanjang. Semakin sempit margin bedah ( terlihat kulit dengan tumor yang bebas dibuang ) semakin tinggi tingkat kekambuhan. Kelemahan dengan eksisi bedah standar adalah tingkat kekambuhan tinggi kanker sel basal dari wajah, terutama di sekitar kelopak mata, hidung, dan struktur wajah. Sebuah diagram pada halaman 33 dari publikasi NCCN menunjukkan daerah risiko tinggi kambuh karena kebanyakan wajah dengan pengecualian pada pipi pusat dan dahi atas) menggunakan bagian histologi yang dibekukan.

2.         Mohs pembedahan (atau Mohs operasi mikrografi)
Mohs pembedahan (atau Mohs operasi mikrografi) adalah prosedur rawat jalan di mana tumor pembedahan dipotong dan kemudian segera diperiksa di bawah mikroskop. Ini adalah bentuk pengolahan patologi yang disebut CCPDMA. Hal ini diklaim memiliki tingkat penyembuhan tertinggi 97% menjadi 99,8% oleh beberapa individu. Dasar dan ujung-ujungnya mikroskopis diperiksa untuk memverifikasi margin yang cukup sebelum bedah perbaikan situs. Jika margin tidak cukup, lebih akan dihapus dari pasien sampai margin yang cukup. Hal ini juga digunakan untuk karsinoma sel skuamosa, namun, tingkat penyembuhan tidak setinggi operasi Mohs untuk karsinoma sel basal.

3.         Kemoterapi
Beberapa kanker dangkal menanggapi terapi lokal dengan 5-fluorouracil, agen kemoterapi. pengobatan topikal dengan krim Imiquimod 5%, dengan lima aplikasi per minggu selama enam minggu memiliki tingkat dilaporkan 70-90% keberhasilan untuk mengurangi bahkan menghilangkan karsinoma sel BCC.
4.         Imunoterapi
Imunoterapi penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan menggunakan peplus Euphorbia, gulma kebun yang umum, mungkin efektif. perusahaan Australia Peplin biofarmasi adalah mengembangkan pengobatan topikal untuk BCC. Imiquimod atau Aldara adalah sebuah immunotherapy tetapi yang tercantum di sini di bawah kemoterapi.
5.         Radiasi
Terapi radiasi yang sesuai untuk semua bentuk BCC sebagai dosis memadai akan memberantas penyakit tersebut. Terapi radiasi dapat disampaikan baik sebagai sinar radioterapi eksternal atau sebagai brachytherapy (radioterapi internal). Meskipun radioterapi umumnya digunakan pada pasien yang lebih tua yang tidak kandidat untuk operasi, itu juga digunakan dalam kasus-kasus di mana eksisi bedah akan menodai atau sulit untuk merekonstruksi (terutama pada ujung hidung, dan rims lubang hidung). pengobatan Radiasi sering mengambil sesedikit 5 kunjungan ke sebanyak 25 kunjungan untuk terapi radiasi. Biasanya, kunjungan lebih dijadwalkan untuk terapi, komplikasi kurang atau kerusakan yang dilakukan terhadap jaringan normal yang mendukung tumor. Cure rate bisa setinggi 95% untuk tumor kecil, atau serendah 80% untuk tumor yang besar. Biasanya, tumor berulang setelah radiasi diperlakukan dengan operasi, dan tidak dengan radiasi. perlakuan radiasi lebih lanjut lebih lanjut akan merusak jaringan normal, dan tumor mungkin resisten terhadap radiasi lebih lanjut.


6.         Terapi Photodynamic
Terapi Photodynamic adalah modalitas baru untuk pengobatan karsinoma sel basal, yang dikelola oleh aplikasi photosensitizers ke daerah sasaran. Ketika molekul ini diaktifkan oleh cahaya, mereka menjadi beracun, sehingga menghancurkan sel target. Metil aminolevulinate disetujui oleh Uni Eropa sebagai fotosensitizer sejak tahun 2001. Terapi ini juga digunakan dalam jenis kanker kulit lainnya.
7.         Cryosurgery
Cryosurgery adalah suatu modalitas tua untuk pengobatan kanker kulit banyak. Ketika akurat digunakan dengan probe temperatur dan instrumen cryotherapy, dapat menghasilkan angka kesembuhan sangat baik. Kekurangan termasuk kurangnya kontrol margin, nekrosis jaringan, atas atau di bawah pengobatan tumor, dan waktu pemulihan yang lama. Beberapa buku diterbitkan pada terapi, dan beberapa dokter masih menerapkan perlakuan untuk pasien tertentu.
8.         Electrodessication dan kuret atau EDC
EDC dilakukan dengan menggunakan pisau bulat, atau kuret, untuk mengikis pergi kanker lembut. Kulit kemudian dibakar dengan arus listrik. Hal ini semakin melembutkan kulit, memungkinkan untuk pisau untuk memotong lebih dalam dengan lapisan berikutnya kuretase. Siklus ini berulang, dengan margin keamanan kuretase kulit normal di sekitar tumor terlihat. Siklus ini diulang 3 sampai 5 kali, dan margin kulit bebas diperlakukan biasanya 4 sampai 6 mm. Cure rate sangat banyak digunakan tergantung pada ukuran dan jenis tumor.
( www.news-medical.net )
L.     Pencegahan
1.    Perlindungan Sun - memakai topi bertepi lebar, UV-pelindung kacamata hitam, kemeja lengan panjang dan celana
2.    Gunakan tabir surya (SPF> 30) dan berlaku sebelum berenang atau olahraga dan ulangi setiap 2-3 jam. Tetap di bawah naungan.

3.    Monitor mencurigakan bintik-bintik atau mol. Periksa bintik-bintik atau tahi lalat yang baru, tumbuh cepat, gatal-gatal, berdarah atau perubahan warna.
4.    Temui dokter Anda jika Anda memiliki borok yang tidak sembuh.
( www.perthcosmeticsurgery.com.au )


 BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KARSINOMA SEL BASAL

A.    Pengkajian
1.    Biodata Pasien
a.       Data Demografi
b.      Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya
c.       Faktor Lingkungan
2.    Pola Kesehatan Fungsional Gordon
a.       Riwayat keperawatan untuk pola persepsi kesehatan – penanganan kesehatan
Pola sehat – sejahtera yang dirasakan, Pengetahuan tentang gaya hidup dan berhubungan dengan sehat, Pengetahuan tentang praktik kesehatan preventif, Ketaatan pada ketentuan medis dan keperawatan.
b.      Riwayat keperawatan untuk pola nutrisi – metabolik
Pola makan biasa dan masukan cairan, Tipe makanan dan cairan, Peningkatan/penurunan berat badan, Nafsu makan, pilihan makanan.
c.       Riwayat keperawatan untuk pola eliminasi
Defekasi, berkemih, Penggunaan alat bantu, Penggunaan obat-obatan.
d.      Riwayat keperawatan untuk pola aktifitas
Pola aktivitas, latihan dan rekreasi, Kemampuan untuk mengusahakan aktivitas sehari-hari (merawat diri, bekerja, dll).
e.       Riwayat keperawatan untuk pola istirahat – tidur
Pola tidur – istirahat dalam 24 jam, Kualitas dan kuantitas tidur.
f.       Riwayat keperawatan untuk pola kognitif perseptual
Penglihatan, perasa, pembau, Kemampuan bahasa, belajar, ingatan dan pembuatan keputusan.
g.      Riwayat keperawatan untuk pola konsep diri
Sikap klien mengenai dirinya, Persepsi klien tentang kemampuannya, Pola emosional, Citra diri, identitas diri, ideal diri, harga diri dan peran diri.
h.      Riwayat keperawatan untuk pola peran / hubungan
Persepsi klien tantang pola hubungan, Persepsi klien tentang peran dan tanggung jawab.
i.        Riwayat keperawatan seksualitas / reproduksi
Kepuasan dan ketidakpuasan yang dirasakan klien terhadap seksualitasnya, Tahap dan pola reproduksi, termasuk didalamnya penggunaan alat kontrasepsi.
j.        Riwayat keperawatan untuk koping / toleransi stress
Kemampuan mengendalian stress, Sumber pendukung.
k.      Riwayat keperawatan untuk nilai / kepercayaan
Nilai, tujuan dan keyakinan, Spiritual/agama, Konflik.
3.    Pemeriksaan Fisik
a.       Kepala
Rambut bersih atau kotor, warna rambut, ada lesi atau tidak
b.      Mata dan telinga
Konjungtiva anemis atau tidak, pupil isokor anisokor, lubang telinga kotor atau tidak
c.       Hidung
Lubang hidung sama besar atau tidak, sekitar hidung kotor atau bersih, ada polip atau tidak.
d.      Mulut
Sianosis atau tidak, sekitar mulut kotor atau bersih.
e.       Kulit
Inspeksi    : ada perubahan warna atau tidak, ada lesi, warna lesi, luas lesi, banyak area yang terkena
Palpasi      : kering atau lembab, halus atau kasar, nyeri atau tidak saat ditekan, teraba hangat atau dingin, acral dingin atau panas.
f.       Dada/jantung/paru
Paru-paru :
Inspeksi                : Bagaimana kembang kempis dada, simetris atau
                               tidak
Palpasi                  : Bagaimana sterfimitus kanan kiri sama atau tidak
Perkusi                 : Pekak seluruh lapang paru atau tidak
Auskultasi            : Suara cordius tampak atau tidak
Jantung :
Inspeksi                :  Ictus cordis tampak atau tidak
Palpasi                  : Ictus cordis teraba atau tidak
Perkusi                 : Konfigurasi normal atau tidak
Auskultasi            : Terdapat suara abnormal atau tidak
g.      Perut
Inspeksi                : Tidak asites
Auskultasi            : Terdengar bising usus
Palpasi                  : Ada nyeri atau tidak
Perkusi                 : kembung atau tidak
h.      Genitalia
Apakah terpasang kateter atau tidak, bersih atau tidak.
i.        Extremitas
Atas                      : oedem atau tidak, terpasang infus atau tidak
Bawah                  : oedem atau tidak

B.     Diagnosa Keperawatan
1.    Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal-epidermal sekunder akibat kanker pada kulit.
2.    Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kecacatan karena penyakit atau penanganan kanker kulit seperti reseksi pembedahan, agen kemoterapi topikal, dan/atau terapi radiasi.
3.    Koping individu tak efektif berhubungan dengan perubahan dalam integritas tubuh sekunder akibat kerusakan bentuk tubuh sekunder karena kanker kulit.
4.    Ansietas berhubungan dengan konsekuensi kanker yang menimbulkan kecacatan dan kematian.
5.    Kurang pengetahuan berhubungan dengan penanganan kanker kulit seperti pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi topikal.

C.    Rencana Keperawatan
1.    Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal-epidermal sekunder akibat kanker pada kulit.
a.       Batasan karakteristik :
Gangguan jaringan epidermis dan dermis
Ada lesi primer atau sekunder
b.      Kriteria hasil :
Individu menunjukan penyembuhan jaringan progresif.
c.       Intervensi dan Rasional :
1)        Intervensi : Lindungi area permukaan kulit yang sehat.
Rasional : untuk menghindari perluasan kanker.
2)        Intervensi : Jangan gosok area yang terpajan kanker.
Rasional : menghindari terjadinya luka dan penyebaran infeksi.
3)        Intervensi : Hindarkan dari paparan sinar matahari yang terlalu lama.
Rasional : sinar matahari mempercepat pertumbuhan sel kanker.
2.    Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kecacatan karena penyakit atau penanganan kanker kulit seperti reseksi pembedahan, agen kemoterapi topikal, dan /atau terapi radiasi.
a.       Batasan Karakteristik :
Pasien mengungkapkan kekuatirannya atas reaksi atau penolakan oleh orang lain  berhubungan dengan perubahan kulit dari agen kemoterapi lokal atau terapi radiasi.
b.      Kreteria Hasil :
Mendiskusikan strategi-strategi untuk mengatasi perubahan pada citra tubuh.


c.       Intervensi dan Rasional :
1)   Intervensi : kaji penetahuan pasien terhadap adanya potensi kecacatan yang berhubungan dengan pembedahan dan/atau perubahan kulit.
Rasional : memberikan informasi untuk memformulasikan perencanaan
2)   Intervensi : pantau kemem puan pasien untuk melihat perubahan bentuk dirinya.
Rasional : ketidakmampuan untuk melihat bagian tubuh yang terkena mungkin mengindikasikan kesulitan dalam koping
3)   Intervensi : dorong pasien untuk mendiskusikan perasaan mengenai perubahan penampilan dari pembedahan.
Rasional : memberikan jalan untuk mengekspresikan emosinya.
4)   Intervensi : diskusikan pilihan untuk rekontrusi dan cara-cara untuk membuat penampilan yang kurang ini menjadi menarik misal ; dengan tata rias dan sebagainya.
Rasional : meningkatkan kotrol diri sendiri atas kehilangan
3.    Koping individu tak efektif berhubungan dengan perubahan dalam integritas tubuh sekunder akibat kerusakan bentuk tubuh sekunder karena kanker kulit.
a.       Batasan karakteristik :
Pengungkapan ketidakmampuan untuk mengatasi atau meminta bantuan atau penggunaan mekanisme pertahanan yang tiak sesuai atau ketidak mampuan memenuhi peran yang diharapkan.
b.      Kriteria hasil :
1)   Pasien akan menunjukkan minat terhadap aktivitas untuk mengisi waktu luang.
2)   Mengidentifikasikan kekuatan personal yang dapat mengembangkan koping yang efektif.
3)   Berpartisipasi dalam aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS).

c.       Intervensi dan Rasional :
1)   Intervensi : Kaji pandangan pasien terhadap kondisinya dan kesesuaiannya dengan pandangan pemberi pelayanan kesehatan.
Rasional : mengidentifikasi persepsi pasien terhadap kondisinya.
2)   Intervensi : Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan.
Rasional : menghindari ketakutan dan menciptakan hubungan saling percaya, memudahkan intervensi
3)   Intervensi : Anjurkan pasien untuk mengidentifikasi gambaran perubahan peran yang realitas.
Rasional : memberikan arahan pada persepsi pasien tentang kondisi nyata yang ada saat ini.
4)   Intervensi : Bantu pasien dalam mengidentifikasi respons positif dari orang lain.
Rasional : meningkatkan perasaan berarti, memberikan penguatan yang positif.
5)   Intervensi : Libatkan sumber-sumber yang ada di rumah sakit dalam memberikan dukungan emosional untuk pasien dan keluarga.
Rasional : menciptakan suasana saling percaya, perasaan berarti, dan mengurangi kecemasan.
4.    Ansietas berhubungan dengan konsekuensi kanker yang menimbulkan kecacatan dan kematian.
a.       Batasan karakteristik :
Dimanifestasikan oleh gejala-gejala dari tiga kategori : fisiologi, emosional, dan kognitif. Gejala bervariasi dengan tingkat ansietas.
b.      Kriteria hasil :
1)   Klien mampu merencanakan strategi koping untuk situasi-situasi yang membuat stress.
2)   Klien mampu mempertahankan penampilan peran.
3)   Klien melaporkan tidak ada manifestasi kecemasan secara fisik.
4)   Tidak ada manifestasi perilaku akibat kecemasan.
c.       Intervensi dan Rasional :
1)   Intervensi : Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien.
Rasional : memudahkan intervensi.
2)   Intervensi :Kaji mekanisme koping yang digunakan pasien untuk mengatasi ansietas di masa lalu.
Rasional : mempertahankan mekanisme koping adaftif, meningkatkan kemampuan mengontrol ansietas.
3)   Intervensi :Lakukan pendekatan dan berikan motivasi kepada pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.
Rasional : pendekatan dan motivasi membantu pasien untuk mengeksternalisasikan kecemasan yang dirasakan.
4)   Intervensi :Motivasi pasien untuk memfokuskan diri pada realita yang ada saat ini, harapan-harapan yang positif terhadap terapy yang di jalani.
Rasional : alat untuk mengidentifikasi mekanisme koping yang dibutuhkan untuk mengurangi kecemasan.
5)   Intervensi :Berikan penguatan yang positif untuk meneruskan aktivitas sehari-hari meskipun dalam keadaan cemas.
Rasional : menciptakan rasa percaya dalam diri pasien bahwa dirinya mampu mengatasi masalahnya dan memberi keyakinan pada diri sendri yang dibuktikan dengan pengakuan orang lain atas kemampuannya.
6)   Intervensi : Sediakan informasi faktual (nyata dan benar) kepada pasien dan keluarga menyangkut diagnosis, perawatan dan prognosis.
Rasional : meningkatkan pengetahuan, mengurangi kecemasan.
5.    Kurang Pengetahuan berhubungan dengan penanganan kanker kulit seperti pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi topikal.
a.       Batasan karakteristik :
Mengungkapkan pertanyaan atau mengkuatirkan tentang pembedahan, terapi radiasi, atau penanganan dengan kemoterapi untuk kanker kulit.
b.      Kriteria hasil :
Menyatakan tindakan perawatan diri untuk menurunkan insiden dan bertambah beratnya gejala yang berhubungan dengan pengobatan.
c.       Intervensi dan Rasional
1)   Intervensi : beritahu kapan penbedahan/terapi radiasi akan dilakukan.
Rasional : memberikan informasi yang diperlukan.
2)   Intervensi :Jelaskan tujuan dari penanganan.
Rasional : meningkatkan pemahaman terhadap pengobatan.
3)   Intervensi : ajarkan untuk menggunakan kemoterapi topikal.
Rasional : meningkatkan perawatan diri sendiri.
4)   Intervensi : beritahu kemungkinan efek samping dari pemberian obat topikal seperti iritasi kulit dan pemakaian yang tidak tepat mungkin dapat menyebabkan kulit terkelupas atau melumpuh.
Rasional : meningkatkan keamanan dari pemberian obat topikal tanpa adanya komplikasi.
5)   Intervensi : Beritahu adanya efek samping dari terapi radiasi dan tindakan perawatan diri untuk mengatasinya.
Rasional : meningkatkan perawatan diri.












BAB IV
PENUTUP

1.      Karsinoma sel basal ( BCC )  atau basalioma adalah neoplasma maligna yang berasal dari sel basal epidermis ataupun sel folikel rambut sehingga dapat timbul pada kulit yang berambut (Manuaba, 2010 ).
2.      Faktor predisposisi dan pajanan sinar matahari sangat berperan dalam perkembangan karsinoma sel basal.
3.      Diagnosa karsinoma sel basal didiagnosis berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan histopatologi.
4.      Pengobatan karsinoma sel basal bertujuan untuk kesembuhan atau mencegah kemungkinan meluasnya kanker dan bertambah parahnya, sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik.
5.      Asuhan keperawatan ditegakkan guna memenuhi proses kesembuhan klien.

 
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC.
Gale, Danielle. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta : EGC.
Grace, Pierce A. & Neil R. Borley. 2006. At a Glance Ilmu Bedah. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama.
Harahap, Marwali. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : Hipokrates.
Manuaba, Tjakra Wibawa. 2010. Panduan Penatalaksanaan Kanker Solid Peraboi 2010. Jakarta : Sagung Seto.
http://www.mayoclinic.com/health/basal-cell-carcinoma
http://www.perthcosmeticsurgery.com.au/skin_cancer_melanoma_procedure.do

Tidak ada komentar:

Posting Komentar